May 04, 2013

[FF] Interesting On You Part 1



Cast     :
-         Yun Hae Ri (OC)
-         Kim Myungsoo (INFINITE)
-         Lee Howon /Hoya (INFINITE)
-         Yoon Dujun (BEAST)
-         Minah (OC)
-         Minhye (OC)

Ini cerita tentang aku dan Pelanggan Senin-ku.

Hae Ri POV

Selamat datang kembali, Senin~!
Sejak 3 bulan belakangan, aku jadi suka dengan hari senin. Hari yang dulu sangat aku benci, karena harus membawa banyak sekali buku, sekarang malah menjadi hari terfavoritku selain hari minggu pastinya.
                Aku bersiap-siap untuk berangkat sekolah bersama dengan oppa ku, Dujun oppa. “Hae Ri-ya~ palli-wa yo..,” suara Dujun oppa membuat aku semakin bergegas. Lalu aku turun ke lantai bawah, dan terciumlah aroma es krim di seluruh ruangan. “Annyeong, Hae Ri-ya..,” sahut Min Ah eonni yang sudah memakai baju seragam kebanggaannya.
                Aku balas tersenyum, lalu segera menghampiri Dujun oppa lalu masuk ke dalam mobil.

^^^^^
Author POV

                Hae Ri berjalan keluar kelas dengan langkah gontai. Di ikuti dengan Min Hye dari belakang. “Hae Ri-ya, tunggu…,” sahut gadis berkacamata itu dengan Hae Ri. Ia kemudian mempercepat langkahnya agar sejajar dengan Hae Ri.
                “Nilaimu jelek?,” tanya Min Hye. Hae Ri mengangguk lemah. “Huh.. Kenapa sih, aku nggak pernah dapat nilai bagus dalam ulangan B. Inggris? Padahal ulangan kali ini, aku sedikit yakin kalau aku bakal dapat nilai bagus,” gumam Hae Ri. Min Hye hanya diam, dia tak bisa membantu Hae Ri karena nilainya pun juga pas-pasan.
                “Howon-ah! Tolong bantu aku,” sebuah suara memanggil nama Howon. Hae Ri langsung mencari sumber suara, dan ternyata suara Min Ho, senior Hae Ri. Tampak oleh Hae Ri, Howon menghampiri Minho dan membantu membawakan buku-buku yang ada di tangan Minho.
                Hae Ri tersenyum karena melihat adegan itu di depan matanya sendiri. Tanpa sadar, Minho dan Howon sudah berada di depannya. “Permisi~ Kami mau lewat,” kata Howon. Hae Ri langsung tersadar,dan langsung menjauh begitu pula dengan Min Hye.
                Saat Hae Ri tak melihat Howon dan Minho lagi, dia tiba-tiba berteriak senang,
“Ya! Min Hye-ya~ kau lihat? Tadi kau lihat? Howon sunbae bicara kepadaku?!,”. Min Hye hanya mengangguk, dan sedikit heran dengan sikap chingunya itu.
                “Sssshhh.. Jangan ribut ah-,” kata Min Hye mengingatkan. Hae Ri menurut, kali ini dia hanya tersenyum.
^^^^^
Hae Ri POV

                “Jangan memikirkan cowok terus menerus!,” suara Dujun oppa terdengar dari dapur. “Ah oppa! Aku tak memikirkan cowok!,” balasku. “Kalau begitu, cepat layani pelanggan yang di sudut sana. Sudah hampir 5 menit kau membuatnya menunggu,” kata Dujun oppa. Aku menoleh ke arah sudut toko, dan ternyata disana sudah ada seorang namja.
                “Satu Spaghetti Ice Cream, oppa!,” sahutku seakan sudah tau apa yang akan di pesan oleh namja itu. Dia menoleh ke arahku lalu tersenyum. Aku balas tersenyum, benarkan? Dia memang selalu memesan Spaghetti Ice Cream.
                Namja itu, aku bahkan tak tahu siapa namanya. Entah sejak kapan, dia selalu ada duduk di sudut toko setiap hari Senin. Dia tak pernah datang ke tokoku selain hari Senin – Aku memanggilnya pelanggan senin-, dan setiap kali dia datang, pasti selalu memakai seragam sekolah. Seragam sekolah Kyungjin High School.
                Sebenarnya ada satu orang lagi yang menjadi Pelanggan Hari Senin kami. Aku sangat sangat menyukainya, dan aku rasa kalian bisa menebaknya.
                Tak lama, satu Spaghetti Ice Cream telah siap. Aku segera mengantarkannya ke namja itu. “Apakah mau memesan yang lain?,” tanyaku sopan. Dia menggeleng pelan, sehingga aku langsung meninggalkannya sendiri untuk menikmati es krim.
                Aku mengamati setiap sudut toko, sepi. Yah, memang setiap hari Senin, toko es krim kami memang sepi. Ketika sabtu dan minggu, barulah toko kami ramai sampai-sampai aku kewalahan melayani pelanggan.
                “Annyeong haseyo~,” sebuah suara membuatku tiba-tiba menjadi tersenyum. Tanpa menoleh ke arah sumber suara, aku pun sudah tau kalau itu adalah…
                “Sudah datang? Aku pikir kau tak datang hari ini, Howon-ah,” sahut Dujun oppa. Aku langsung melesat ke kamar mandi, melewati Dujun oppa dan hampir menabraknya tadi. Dujun oppa melirikku sekilas, dan tampaknya ia tahu apa yang aku kerjakan di kamar mandi.
                Aku menyisir rambut, merapikan baju ku, dan mencoba mencium bau badanku sendiri. Um… Tidak bau, atau lebih tepatnya belum bau. Aku melihat wajahku yang berminyak, “Andwae!,” teriakku panik. Aku segera mengambil pembersih muka, lalu langsung memakainya. Ah- ini memakan waktu lama, batinku.
                Setelah aku rasa semuanya baik, aku keluar dari kamar mandi dengan muka innocent. Mencoba untuk senatural mungkin datang menuju meja Howon sunbae. Aku mohon, dia tak mendengar degup jantungku.
                “Ice Cream Cake?,” tanyaku memastikan. Howon sunbae mengangguk. “Ada yang lain?,” tanyaku lagi seperti biasa. Dia menggeleng, dan jujur aku sedikit kecewa. Aku ingin dia mengangguk, lalu menyebutkan satu persatu menu yang dia inginkan agar aku lebih lama berada di dekatnya. Atau kalau bisa, dia menyebutkan 30 menu yang ada di toko kami. Tapi, sayangnya itu hanya khayalanku.
^^^^^
Author POV
               
               
“Sudah pulang?,” tanya Dujun. Hae Ri tak menanggapi Dujun, ia langsung melenggang pergi ke kamarnya. “Ya.. Hae Ri-ya, neo-,” ucapan Dujun terhenti saat mengetahui bahwa ada seseorang –atau tepatnya, 4 orang- masuk ke dalam toko.
                “Hae Ri-ya, palli hae! Ada pelanggan,” sahut Dujun. Tak ada jawaban dari Hae Ri, jadi terpaksa ia sendiri yang datang ke meja pelanggan.
                “Hey, siapa dia, Howon-ah?,” tanya Dujun pelan pada Howon –salah satu dari 4 orang itu-. Howon melirik ke gadis yang ditunjuk oleh Dujun, “Nae chingu. Hye Jin,”. Dujun tersenyum, tampaknya ia tertarik.

“OMO!,” Hae Ri sedikit berteriak, saat tau siapa 4 pelanggannya. Hae Ri menghampiri 4 pelanggannya itu, lalu langsung membungkuk pada Hye Jin. “Annyeong haseyo, sunbae-nim,”.
                Dujun dan Howon saling berpandangan. “Kau mengenalnya?,” tanya Howon pada Hye Jin. Hye Jin tersenyum, “Dia asistenku di klub badminton,”.
                “Mau memesan apa?,” tanya Hae Ri. “Seperti biasa ya..,” jawab Howon. Hae Ri mengangguk, lalu meninggalkan meja mereka.
                “Wah~ kau tampaknya sudah sangat sering kesini ya, jagi,” DEG!
                Hae Ri mendengar ucapan itu, dan tiba-tiba jantungnya berdegup kencang. Jagi? Siapa yang berkata seperti itu?
                Pertanyaan itu terus berkecamuk di pikiran Hae Ri. Lama ia melamun, hingga akhirnya disadarkan oleh pertanyaan Dujun, “Mereka memesan apa?,”
                “ah- 4.. um.. 4 Ice Cream Cake, oppa,” jawab Hae Ri terbata-bata.
^^^^^
Hae Ri POV
                Jagi? Howon sunbae? Benarkah apa yang ku dengar, atau ini cuma mimpi?! Ini mimpi kan? Dujun oppa, bangunkan aku!
                “Mereka memesan apa?,”. Ah- itu suara Dujun oppa. Tunggu- Memesan? Ini bukan mimpi?
                “ah- 4.. um.. 4 Ice Cream Cake, oppa,” jawabku. Aku mencubit diriku sendiri, dan segera menyadari bahwa ini bukan mimpi.
                “Jagi-ya… Besok mau ke taman bermain?,” sebuah suara membuatku menoleh. Aku tau, itu suara chingu-nya Howon sunbae. Howon sunbae mengangguk.
                Mwo?! Howon sunbae?! Jadi..jadi.. Ah- tiba-tiba dunia terasa berputar. Ini adalah salah satu berita terburuk yang pernah aku dengar. Lee Howon sudah punya yeojachingu, dan yeoja yang beruntung itu adalah Hye Jin sunbae-nim!
                “Ya, Yun Hae Ri. Jangan melamun, itu ada pelanggan hari senin-mu,” suara Dujun oppa terdengar di dekat telingaku. Aku mengangguk. Dengan perasaan yang masih kalut, aku melihat Pelanggan Senin kami duduk di sudut toko seperti biasa. “Satu Spagetti Ice Cream, oppa,” kataku pada Dujun oppa.
                “Um, jeogiyo~ Aku bukan memesan itu, tapi yang lain,” seru Pelanggan Senin itu tanpa beranjak dari tempat duduknya. Aku kaget, karena baru pertama kali Pelanggan Senin itu memesan yang lain. “Oppa, Spagetti Ice Cream-nya nggak jadi,” teriakku ke arah dapur sebelum menghampiri meja Pelanggan Senin.
                “Chweseonghamnida,” kataku membungkuk minta maaf. Dia tersenyum, lalu menyodorkanku buku menu kami. Dia menunjuk sebuah menu, Ice Cream Cake, lalu berkata, “Aku minta dua, ya,”.
                Aku, walaupun sedikit heran dengan pesanannya, tetap mengangguk lalu menyampaikan pesanannya pada Dujun oppa. Hari ini banyak yang aneh.
^^^^^
                “Oppa, Pelanggan Senin itu aneh,” celetukku saat di dapur. Dujun oppa melihatku, kemudian mengedarkan pandangan ke Pelanggan Senin. “Apanya yang aneh?,”
                “Lihat! Dia datang hanya sendiri, tapi memesan 2 Ice Cream Cake,” kataku sambil menunjuk ke arah Pelanggan Senin tanpa sadar. Aku melipat jari telunjukku yang mengarah padanya setelah dia melihatku dengan tatapan aneh. “Biarkan saja. Mungkin, ada orang yang ditunggunya. Lagipula, kita kan jadi dapat uang lebih,” kata Dujun oppa sambil mengedipkan matanya padaku. Dasar, oppa mata duitan!
                Aku mengamati Howon sunbaenim, beserta 3 temannya dari kejauhan. Oh, bukan 3 teman, tapi 1 pacar-nya dan 2 temannya. Hmm. Aku masih tidak terima. Mereka tampak berbincang dengan riang, dan tak memperdulikan aku yang sudah menatap mereka dengan tatapan ‘aku-cemburu’.
                “Hae Ri-ya, ini pesanan Howon. Kamu antarkan,” kata Dujun oppa sambil menyenggol tanganku. Aku mendengus, melihat Dujun oppa dengan memelas, “Oppa….,”. Dujun oppa menaikkan sebelah alisnya, “Mwo?,”. Aku tersenyum canggung, “Tolong antarkan pesanan Howon sunbae ya.. Aku… lagi malas kesana,”. Dujun oppa tampak ogah-ogahan, tetapi kakinya tetap bergerak ke meja Howon sunbae, mengantarkan pesanannya.
                “Nah! Ini sekarang kau antarkan ke Pelanggan Senin mu,” kata Dujun oppa sambil menyodorkan 2 Ice Cream Cake. Aku mengangguk patuh, kemudian berjalan ke meja Pelanggan Senin itu.
                “Ini pesananmu,” kataku se-sopan mungkin. Baru saja aku akan memutar-balikkan badanku, saat Pelanggan Senin menyahut, “Satu Ice Cream Cake ini untukmu,”. Aku terdiam, berusaha mencerna apa yang baru saja dikatakannya.
                “Maaf, apa maksudmu tadi?,” tanyaku sambil menoleh ke arahnya. “Satu Ice Cream Cake ini untukmu. Masih kurang jelas?,” dia mengulang ucapannya dengan tempo yang lebih lambat. “Ah…,” aku mengangguk pelan, dan kemudian tersadar, “Mwo?! Untukku? Apa maksudnya?,”. Aku memperhatikan Pelanggan Senin ini. Tak ada ekspresi apapun di wajahnya.
                Dia tiba-tiba berdiri, memegang pergelangan tanganku, kemudian menarikku ke kursi di depannya. Aku terduduk, speechless, menatap Ice Cream Cake didepanku. Dan… namja itu kembali duduk di kursinya –di depanku. “A.. apa maksudnya?,” tanyaku terbata.
  

To Be Continued

No comments:

Post a Comment