May 01, 2013

[FF] Don't Leave Me Part 1




First fanfiction in this blog~ welcome~ (?) :D
Oke, kali ini mau ngepost FF saya yang terbaru. FF ini saya bagi menjadi 2 part.
Main cast -nya itu Junhyung BEAST, Yoo Jiae, dan Dujun BEAST. Tapi disini, kalian nggak bakal nemuin satu patah katapun dari Dujun. lol. Kenapa?? Yuuk mari dibaca :)

Aku iri padamu…

Bahkan ketika dirimu sudah pergi, dia masih lebih memilihmu daripada aku

Orang yang selalu berada di samping gadis-mu

Aku melihat laut yang terhampar luas di depanku. “Tidak bisakah kau memberikannya padaku, Yoon Dujun?,” tanyaku pada laut. Laut dimana abu dari seorang namja –sekaligus sahabat ku-, Dujun, disebarkan.

“Oppa….,” sebuah suara yeoja memanggilku. “Hmm?,” aku merespon yeoja itu, tapi aku tak bergerak sedikitpun. Melirik orang yang memanggilku pun tidak. Aku sudah tau dia siapa. Dia gadis yang ingin aku miliki. 


“Sudah berapa lama disini?,” tanyanya lagi. “2 jam,” jawabku. Yah, aku memang sudah lama disini. Tanpa melakukan apapun, hanya menatap laut, bergumam seorang diri berharap dia –yang sudah berada di surga- mampu mendengarkanku. Yeoja itu mendekatiku, mau tak mau aku melihatnya.

“Apa yang kau lakukan disini selama 2 jam?,”

Aku melihat wajahnya sekilas, lalu tersenyum simpul. “Meminta Dujun untuk memberikan dirimu padaku. Tapi, ternyata dia masih belum mau melepaskanmu,” kataku. Dia tampak tak terkejut, karena aku memang sudah pernah menyatakan perasaanku padanya. Tapi, dia hanya tersenyum kecil saat itu.
Yeoja itu menghela nafas, “Oppa… mianhaeyo. Aku masih belum bisa mengganti sosok Dujun oppa dengan dirimu. Aku tak mau melihatmu sebagai bayangan Dujun oppa, walaupun aku tau kalau kalian berbeda. Sangat berbeda,”. Aku mengangguk, aku mengerti.

“Yah.. sudahlah. Aku juga tidak mau menjadi bayangan Dujun, toh aku tak mau dilihat sebagai pemain bola. Aku ini musisi,” kataku sambil bercanda. Yeoja didepanku tersenyum. Aku kemudian berjalan meninggalkannya menuju mobilku.

“Oppa! Kelak, jika aku sudah bisa melihatmu sebagai Junhyung oppa, si musisi, aku akan memberitahukannya padamu!,”

Aku tersenyum lagi mendengar teriakan yeoja itu. Ya, aku yakin hari itu akan tiba. Hari dimana dia sudah bisa menerima Dujun sebagai masa lalunya, dan aku sebagai masa depannya, masa depan gadis bernama Ji Ae..


^^^^^
            ((Ji Ae POV))
            Aku masuk ke dalam rumah yang mulai berdebu. Tidak ada penghuni didalamnya, dan aku tau itu. Rumah milik Dujun oppa, kekasihku yang telah meninggal setahun yang lalu.
Sebelum meninggal, Dujun oppa menyuruhku untuk mengambil sebuah surat di ruang tamunya di hari kematiannya yang setahun. Dia memberiku kunci rumahnya. Dan disinilah aku sekarang.
Aku melihat sebuah surat bertuliskan ‘untuk Ji Ae-ku’ dan sebuah kotak kecil, kotak yang berisi sepasang cincin. Aku duduk di sofa, dan mulai membaca surat itu.

Untuk Ji Ae-ku yang tersayang….
Sebelumnya, aku ingin meminta maaf padamu, aku harus pergi mendahului-mu
Tapi, kau tidak sendiri kan? Aku tau, masih ada Junhyung bersamamu..

Aku terdiam sejenak. Junhyung oppa? Yah, dia masih ada disampingku, dia tak pernah meninggalkanku sendirian, kecuali jika aku meminta untuk sendiri.

Aku sangat mencintaimu, Ji Ae.
Bahkan hingga saat-saat terakhir hidupku
Tapi, aku tau, ada orang lain yang juga mencintaimu, sama seperti aku mencintaimu
Aku tau Junhyung juga mencintaimu…
Di hari ke 365 aku meninggalkanmu ini, aku ingin kau menjadikanku masa lalu
Masa lalu, bukan berarti melupakan.
Ji Ae… Pergilah bersama Junhyung, aku sudah melepaskanmu
Junhyung, sahabatku, pantas menjadi pendamping hidupmu kelak, yang tidak akan meninggalkanmu lagi seperti diriku ini
Kau mengerti?
Berikanlah cincin itu padanya, katakan pada Junhyung, aku sudah memberikanmu padanya..

Air mataku mengalir tak tertahankan. Dujun oppa telah melepaskanku? Aku sudah diberikan kepada Junhyung oppa?

“Haha. Dia pikir aku ini barang?,” aku tertawa disela-sela tangisanku. Aku tak tau apakah aku harus senang, atau malah sedih. Aku terdiam lagi. Dujun oppa, kau benar-benar membuatku stress. Bahkan setelah satu tahun kepergian-mu.

Drrtt.. Drrtt..
            Aku melihat ada panggilan masuk. Dari Junhyung oppa.

Aku menimbang sebentar, apakah harus ku jawab atau tidak. Aku menghela nafas panjang, aku memutuskan untuk menerima panggilannya.

“Yeoboseyo?,” sapaku sambil mengusap air mataku. “Aku… aku sedang di mall,” jawabku berbohong. Aku tak mau dia melihatku ada disini, terlebih aku baru saja menangis.

“Bertemu? Sekarang? Apakah penting?,” tanyaku setelah dia mengatakan bahwa ingin bertemu denganku. Aku menganggukkan kepala, saat dia mengatakan ada hal sangat penting yang ingin ia bicarakan. Aku menyanggupi permintaanya.
^^^^^
            “Jadi… oppa mau bicara apa? Katanya penting,” kataku mendesak. Sejak tadi, Junhyung oppa belum mengatakan tujuannya yang sebenarnya. Aku jadi penasaran. Mengapa dia tampak sangat sulit mengatakannya padaku.

“Ji Ae-ya.. Mungkin aku ini sama dengan bad boy lain yang pernah kau temui,” katanya. Aku mengerutkan dahiku. Apa maksudnya?

“Aku…. aku akan pergi ke Jepang besok. Aku akan bekerja untuk perusahaan disana, jadi aku rasa aku tak akan kembali ke Korea selama beberapa bulan,” Junhyung oppa mengatakannya dengan menunduk. Aku terdiam, mencoba mencerna kata-kata tadi.

“Je.. jepang?,” tanyaku terbata-bata. Junhyung oppa mengangguk, dan aku merasakan tubuhku lemas. Aku merasa sangat terpukul. Entah mengapa, mataku mulai berair.

“Ta.. tapi aku akan tetap menghubungimu. Jadi, kau jangan khawatir. Jepang dan Korea kan tidak terlalu jauh,” kata Junhyung oppa mencoba menghiburku. Sepertinya dia tau aku terkejut dengan berita yang baru saja ia katakan.

“Ternyata Dujun oppa salah…,” celetukku. “Dujun?,” tanya Junhyung oppa padaku. Aku menatap Junhyung oppa dengan mata berlinang, “Ya, Dujun oppa. Ternyata Dujun oppa salah. Salah besar,” kataku, kemudian aku pergi meninggalkannya.

“Ji Ae! Apa maksudmu?!,”

To Be Continued...

 

No comments:

Post a Comment