September 22, 2013

[FF] Interesting On You Part 2

 

Cast :
- Yun Hae Ri (OC)
- Kim Myungsoo (INFINITE)
- Lee Howon / Hoya (INFINITE)
- Yoon Dujun (BEAST)
- Minah (OC)
- Minhye (OC)

Hola~ Kembali ke ff ini, setelah berbulan-bulan nggak dilanjutin. Hehe.. Saya berharap sih ada yang menunggu kelanjutan ff ini haha :D Tanpa basa-basi, happy reading guys! :)
Oh iya part 1 nya ada di sini ya :)

---------



Author POV
“Maaf, apa yang sedang terjadi?,” Dujun tiba-tiba sudah berada di dekat Pelanggan Senin dan Hae Ri. Dia berusaha bertanya dengan nada sesopan mungkin pada pelanggannya. Pelanggan Senin itu tersenyum kecil, “Maaf, bukannya bermaksud untuk lancang, tapi bisa kah saya berbicara dengan gadis ini sebentar? Saya tidak punya maksud jahat, hanya ingin berbincang dengannya,”. Dujun mengedarkan pandangan ke Hae Ri.
“Oppa…,” gumam Hae Ri dengan tatapan yang mengisyaratkan agar oppa nya tak memberi izin si Pelanggan Senin itu.
“Tapi, Hae Ri sedang bekerja. Kalau ingin berbincang, lebih baik setelah toko ini tutup saja. Bagaimana?,” kata Dujun, masih dengan nada sesopan mungkin. Padahal, di dalam hatinya dia sudah ingin langsung menarik Hae Ri menjauh dari Pelanggan Senin itu. Dia takut Pelanggan Senin itu berniat jahat dengan adiknya.
Pelanggan Senin mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru toko, “Tapi… saya rasa gadis ini tak begitu sibuk sekarang karena toko masih sepi. Tenang saja, saya tidak ada niat jahat sedikitpun. Kalau anda mau, anda bisa memantau kami berdua dari dapur. Bagaimana?,”
Dujun sedikit dilemma, entah mengapa dia percaya bahwa Pelanggan Senin tidak akan melukai adiknya. “Baiklah,” kata Dujun akhirnya, dan meninggalkan Hae Ri bersama namja itu.
Hae Ri  terdiam, melihat Dujun yang kembali ke dapur membuatnya semakin bingung dengan apa yang sedang terjadi. Mengapa oppa-nya dengan mudah memberikan izin pada namja aneh di depannya ini.
“Eum. Jeogiyo, apa yang ingin anda katakan pada saya? Kalau anda merasa tidak nyaman dengan pelayanan kami, anda bisa langsung katakan pada saya,” kata Hae Ri dengan muka innocent –nya. Pelanggan senin itu tertawa kecil, “Kiyeopta,”. Hae Ri mengerdipkan matanya setelah mendengar kata ‘kiyeopta’ terlontar dari namja di depannya.
“Ah- perkenalkan. Nama saya Kim Myungsoo, tingkat 2 Kyungjin High School,” Pelanggan senin memperkenalkan diri sambil tersenyum, senyum yang berhasil membuat Hae Ri terpaku di tempat duduknya. Myungsoo mengulurkan tangannya, bermaksud berjabat tangan tetapi tak ada respon dari Hae Ri. Myungsoo melambaikan tangannya di depan Hae Ri, “Hae-Ri ssi?,”
Hae Ri baru saja tersadar saat Myungsoo menepuk pundaknya, “A-ah! Ne. Saya Yun Hae Ri, tingkat 2 Gangwon High School,”. Myungsoo tersenyum lagi, sambil mengangguk, “Aku tahu! Dan ternyata kita adalah teman,”. Hae Ri mengangguk canggung, “A- ah ne.. Kita teman,”
Myungsoo mengambil sesendok es krim, “Mari dimakan dulu es krim nya, sebentar lagi akan cair,”. Hae Ri menatap heran Myungsoo, baru kali ini dia berkenalan dengan namja dengan cara seaneh ini. “Eum. Myungsoo-ssi, apa yang ingin kau katakan?,” Tanya Hae Ri lagi. Myungsoo menatap Hae Ri, membuat Hae Ri menjadi salah tingkah ditambah lagi Myungsoo berkata, “Aku tertarik padamu,”.
Hae Ri mencubit paha-nya sendiri, dan dia meringis kesakitan. Ini bukan mimpi! Ini nyata! “Eh?! Tapi kita.. kita baru saja berkenalan,” Tanya Hae Ri dengan nada sedikit kaget. Jelas saja kaget, seseorang yang baru saja kau kenal, tiba-tiba mengatakan kata-kata ajaib yang sangat diimpikan oleh setiap anak gadis untuk didengar, itu sangat aneh.
^^^^^
Hae Ri POV
Aku membuka pintu toko, merasakan ada sesuatu yang tak biasa di toko hari ini. Suara Dujun oppa dan Min Ah eonni tidak terdengar. Padahal biasanya, toko selalu ramai dengan suara Dujun oppa yang mengomel karena kerja Min Ah eonni yang ‘sedikit tidak sempurna’ menurut oppa.
Aku melangkah ke dapur dengan sedikit curiga. Mengapa aku hanya mendengar bunyi sendok dan piring yang beradu, tapi tidak mendengar sedikit pun suara mereka berdua. “Dujun oppa~ Minah eonni~,” sahutku. Tak ada jawaban.
Aku membuka pintu dapur, dan aku terdiam di tempat ketika aku melihat Myungsoo berdiri diantara Dujun oppa dan Minah eonni. Bukan hanya berdiri, tetapi sedang membuat sebuah es krim. Aku terkejut, sangat terkejut hingga tak ada satu katapun terucap.
“Oh. Sudah pulang Hae Ri-ya?,” tanya Minah eonni. Aku hanya mengangguk, masih terheran melihat Dujun oppa tak bergerak sedikitpun dari posisinya sekarang. Terus memperhatikan Myungsoo yang sibuk membuat es krim. Ada apa ini sebenarnya???
Aku memutar balikkan badanku, langsung berlari ke atas, ke kamarku. “Mwoyaaaa???!!,” teriakku di kamar. Aku menghempaskan tubuhku ke kasur, “Ige mwoya? Kenapa tiba-tiba Myungsoo ada di dapur toko, dengan Dujun oppa yang sangat fokus memperhatikannya sampai dia tak menyadari bahwa aku ada disana? Arrgh,”
Aku sungguh tak habis pikir, kekonyolan apa lagi ini. Kejadian ajaib apa lagi yang bakal terjadi pada kami, lebih tepatnya padaku nanti >.<
^^^^^
Author POV
“Hae Ri-ya, oppa akan menemani eomma ke Australia untuk menerima pengobatan disana. Kau jaga toko ya baik-baik, selamat liburan~,” Dujun mencium kening Hae Ri, kemudian masuk ke dalam mobil. Hae Ri melambaikan tangannya pada Dujun, dan berusaha menampilkan senyum terbaiknya. “Cepat kembali~,” sahut Hae Ri.
“Hyung pasti kembali kok. Eomma mu juga pasti akan sembuh,” gumam Myungsoo yang berada di samping Hae Ri. Hae Ri melirik namja disampingnya itu dengan sinis, “Eomma pasti sembuh. Dan aku pasti akan jadi tambah gila,”. “Waeyo?,” tanya Myungsoo sambil terkekeh.

Hae Ri POV
“Waeyo?,” tanya Myungsoo sambil terkekeh. Aku hanya melengos pergi kembali ke dapur, membersihkan dapur yang berantakan setelah membuat beberapa es krim hari ini. Myungsoo tidak membersihkan sisa-sisa bahan es krimnya setelah ia membuatnya tadi.
Aku belum menceritakan bahwa sekarang Myungsoo bekerja di toko es krim kami, dia diterima bekerja oleh Dujun oppa setelah dia membuat es krim yang kata Dujun oppa sangat enak sejak seminggu yang lalu. Aku tidak tahu seenak apa es krimnya sampai Dujun oppa langsung menerimanya bekerja di toko kami.
Dan sekarang, kami, aku dan Myungsoo ditinggalkan berdua saja untuk menjaga toko ini sampai liburan selesai. Dujun oppa ke Australia, sementara Minah eonni mengambil cuti untuk berlibur. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan itu semua, kalau saja aku tak ditinggalkan berdua dengan Myungsoo. Ini.. sangat… tidak… nyaman.
“Mau kemana kita malam ini?,” Myungsoo tiba-tiba muncul di depan pintu dapur, dan itu sukses membuatku kaget. “Huh, jangan tiba-tiba muncul, membuat orang lain kaget saja,” kataku masih sambil membereskan dapur dan tak berniat melihat wajahnya. “Jadi.. Kita akan pergi kemana malam ini?,” tanya Myungsoo lagi. Bukannya meminta maaf, dia tetap saja menanyakan hal konyol padaku. “Pergi? Memangnya kita ada kencan? Haha. Pergi saja sendiri. Aku merasa, kita tidak pernah merencanakan untuk pergi,” aku berkata sedikit sarkatis. Myungsoo tak merespon ucapanku, dan itu aku anggap dia membenarkan perkataanku.
“Selesai~!,” aku bertepuk tangan setelah melihat dapur menjadi bersih kembali. Aku segera pergi dari dapur tanpa memperdulikan Myungsoo, aku berjalan ke kamarku dan mengunci pintu kamar agar ‘makhluk ajaib’ itu tidak bisa masuk sembarangan ke kamarku.

Author POV
Myungsoo tersenyum kecil memperhatikan Hae Ri yang berjalan cepat menuju kamarnya. Dia melihat jam, dan bergumam, “2 jam lagi,”. Tampak Myungsoo sedang merencanakan sesuatu hal nanti malam.
Myungsoo masuk ke kamar yang sudah dipersiapkan untuknya oleh Dujun. Dia akan tinggal di rumah ini, membantu Hae Ri menjaga toko selama liburan. Walaupun dia tau Hae Ri akan merasa canggung jika ditinggal berdua hanya dengannya, tapi Myungsoo tak mau meninggalkan kesempatan untuk mengenal lebih dekat Hae Ri, gadis yang ia sukai atau lebih tepatnya dia tertarik pada gadis itu.
Myungsoo mengambil 2 lembar tiket di atas mejanya, “Ini akan jadi malam yang menarik!,”.

Hae Ri POV
“Hae Ri-ssi, bisa keluar sebentar?,” suara Myungsoo terdengar diiringi oleh ketukan pintu. Aku menghela nafas panjang, mau apa lagi sih dia?. Aku berdiri di balik pintu yang masih tertutup, aku malas melihat wajahnya. “Mau apa?,” tanyaku dari dalam, sedikit berteriak. “Bisa kau buka pintumu dulu? Mau mengobrol dengan dihalangi pintu?,” tanya Myungsoo dan aku mendengar dia terkekeh. “Katakan padaku terlebih dulu, apa tujuan utamamu datang kesini?,” kataku, masih belum mau membukakan pintu.
“Eum.. sebenarnya aku mau mengajakmu menonton drama musikal malam ini,”
Hah? Drama musikal? Berdua? , aku terdiam. Apakah ini date? Ah, pasti tidak mungkin. Lagipula, aku tidak akan mau date dengannya. Sampai kapanpun.
“Mengapa mengajakku? Kenapa tidak dengan yeoja-chingu-mu?,” tanyaku, berusaha menolak dengan ‘halus’ ajakannya. “Hahaha.. Mana mungkin aku berani menginap di rumah seorang gadis, saat aku punya pacar. Cepatlah keluar, atau kita akan benar-benar terlambat,”
Kata-kata Myungsoo seakan menyadarkanku, aku tak mungkin bisa menolak ajakannya. Aku bisa saja terus berdiam diri di kamar, sampai dia bosan menungguku, dan akhirnya kami tidak jadi pergi. Tapi, bagaimana aku akan menghadapinya besok? Bisa saja dia marah denganku, aku tak tau dia tipe pemarah atau tidak. Ahhh! Menyebalkan, batinku sambil mengacak-acak rambutku dengan frustasi.
“Hae-Ri-ssi.. ,” Myungsoo kembali mengetuk pintu kamarku. “Ba.. baiklah, aku bersiap dulu,” kataku akhirnya. Aku menghela nafas panjang, kejadian tak terduga apalagi yang bakal aku alami malam ini.
^^^^^
“Bagaimana pertunjukkannya tadi? Bagus kan?,” Myungsoo bertanya padaku. Aku hanya mengangguk pelan, dan kemudian melanjutkan aktivitas memakan es krim-ku. “Es Krimnya terlalu manis, jadi seperti memakan permen,” namja yang sedang berjalan disampingku ini ternyata sangat berisik. “Memangnya kau bisa membuat es krim yang lebih enak dari ini?,” kataku sinis. Mungkin saja, dengan kata-kata-ku yang sinis, dia bisa sedikit diam.
“Waah.. Ternyata nona yang satu ini cukup sinis ya? Aku pikir nona ini orang yang manis dan lemah lembut,”
Aku memukul lengannya, “Aku memang sudah dilahirkan sinis, mau apa kau?,” kataku lagi. Dia hanya menampilkan cengirannya, dan hal itu membuatku ingin melempar wajahnya dengan sepatu kets ku.
Aku mempercepat langkahku, meninggalkannya di belakang. Tuhan.. Semoga di rumah, aku bisa mendapatkan ketenangan.
“Aku bisa membuat es krim yang lebih enak dari yang tadi. Untukmu. Khusus untukmu,” Myungsoo sedikit berteriak dari belakang. Apalagi yang dia bicarakan? Cih, makhluk aneh satu itu.
Aku berpura tak mendengarnya, dan terus mempercepat langkahku.

Author POV
Myungsoo sedikit berlari untuk menyusul Hae Ri. “Kenapa jalanmu cepat sekali?,” tanya Myungsoo lagi. Hae Ri masih tak menjawab pertanyaannya, Myungsoo hanya tersenyum kecil. Dia tau gadis itu tak akan menjawab pertanyaannya hingga pulang ke rumah nanti.
Tak berapa lama, Myungsoo merasakan tetes hujan. “Hae Ri-ssi, sepertinya akan hujan,” kata Myungsoo. Hae Ri menengadahkan tangannya, dan pada saat itu juga hujan turun. Hae Ri dan Myungsoo berlari mencari tempat berlindung dan hujan semakin lebat. Mereka berlindung di sebuah halte.
“Sial. Kenapa malam ini hujan,” gumam Hae Ri kesal. Gadis itu melihat hujan semakin lebat, dan mustahil bagi mereka untuk menerobos hujan. Angin berhembus lumayan kencang, dan itu membuat Hae Ri menggigil kedinginan. Pada saat itu lah Hae Ri menyalahkan dirinya sendiri, kenapa dia harus memakai baju lengan pendek malam ini.
“Kau kedinginan?,” tanya Myungsoo. Hae Ri mengangguk, “Sedikit,”. Myungsoo kemudian melepas jaketnya, tapi segera dihentikan oleh Hae Ri. “Tidak perlu, aku masih tahan kok. Kau pakai saja lagi jaketmu,” kata Hae Ri. “Kenapa?,” tanya Myungsoo. Hae Ri sedikit ragu ingin menjawab, “Eum.. Itu.. Itu karena aku takut kau nanti sakit karena meminjamkan jaketmu padaku. Sudahlah,”.
Myungsoo mengerdipkan matanya, tak percaya Hae Ri menolak jaketnya. Walaupun gadis itu tampak acuh, tapi ternyata dia juga peduli orang lain. “Rasanya… aku ingin memelukmu,”

To Be Continued

No comments:

Post a Comment