Cast :
- Yun Hae Ri (OC)
- Kim Myungsoo (INFINITE)
- Lee Howon / Hoya (INFINITE)
- Yoon Dujun (BEAST)
- Minah (OC)
- Minhye (OC)
Hola~ Kembali ke ff ini, setelah berbulan-bulan nggak dilanjutin. Hehe.. Saya berharap sih ada yang menunggu kelanjutan ff ini haha :D Tanpa basa-basi, happy reading guys! :)
Oh iya part 1 nya ada di sini ya :)
---------
Author POV
“Maaf, apa yang
sedang terjadi?,” Dujun tiba-tiba sudah berada di dekat Pelanggan Senin dan Hae
Ri. Dia berusaha bertanya dengan nada sesopan mungkin pada pelanggannya. Pelanggan
Senin itu tersenyum kecil, “Maaf, bukannya bermaksud untuk lancang, tapi bisa
kah saya berbicara dengan gadis ini sebentar? Saya tidak punya maksud jahat,
hanya ingin berbincang dengannya,”. Dujun mengedarkan pandangan ke Hae Ri.
“Oppa…,” gumam
Hae Ri dengan tatapan yang mengisyaratkan agar oppa nya tak memberi izin si
Pelanggan Senin itu.
“Tapi, Hae Ri sedang bekerja. Kalau ingin berbincang,
lebih baik setelah toko ini tutup saja. Bagaimana?,” kata Dujun, masih dengan
nada sesopan mungkin. Padahal, di dalam hatinya dia sudah ingin langsung
menarik Hae Ri menjauh dari Pelanggan Senin itu. Dia takut Pelanggan Senin itu
berniat jahat dengan adiknya.
Pelanggan Senin
mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru toko, “Tapi… saya rasa gadis ini tak
begitu sibuk sekarang karena toko masih sepi. Tenang saja, saya tidak ada niat
jahat sedikitpun. Kalau anda mau, anda bisa memantau kami berdua dari dapur.
Bagaimana?,”
Dujun sedikit
dilemma, entah mengapa dia percaya bahwa Pelanggan Senin tidak akan melukai
adiknya. “Baiklah,” kata Dujun akhirnya, dan meninggalkan Hae Ri bersama namja
itu.
Hae Ri terdiam, melihat Dujun yang kembali ke dapur
membuatnya semakin bingung dengan apa yang sedang terjadi. Mengapa oppa-nya
dengan mudah memberikan izin pada namja aneh di depannya ini.
“Eum. Jeogiyo,
apa yang ingin anda katakan pada saya? Kalau anda merasa tidak nyaman dengan
pelayanan kami, anda bisa langsung katakan pada saya,” kata Hae Ri dengan muka innocent
–nya. Pelanggan senin itu tertawa kecil, “Kiyeopta,”. Hae Ri mengerdipkan
matanya setelah mendengar kata ‘kiyeopta’ terlontar dari namja di depannya.
“Ah- perkenalkan.
Nama saya Kim Myungsoo, tingkat 2 Kyungjin High School,” Pelanggan senin
memperkenalkan diri sambil tersenyum, senyum yang berhasil membuat Hae Ri terpaku
di tempat duduknya. Myungsoo mengulurkan tangannya, bermaksud berjabat tangan
tetapi tak ada respon dari Hae Ri. Myungsoo melambaikan tangannya di depan Hae
Ri, “Hae-Ri ssi?,”
Hae Ri baru saja
tersadar saat Myungsoo menepuk pundaknya, “A-ah! Ne. Saya Yun Hae Ri, tingkat 2
Gangwon High School,”. Myungsoo tersenyum lagi, sambil mengangguk, “Aku tahu!
Dan ternyata kita adalah teman,”. Hae Ri mengangguk canggung, “A- ah ne.. Kita
teman,”
Myungsoo
mengambil sesendok es krim, “Mari dimakan dulu es krim nya, sebentar lagi akan
cair,”. Hae Ri menatap heran Myungsoo, baru kali ini dia berkenalan dengan
namja dengan cara seaneh ini. “Eum. Myungsoo-ssi, apa yang ingin kau katakan?,”
Tanya Hae Ri lagi. Myungsoo menatap Hae Ri, membuat Hae Ri menjadi salah
tingkah ditambah lagi Myungsoo berkata, “Aku tertarik padamu,”.
Hae Ri mencubit
paha-nya sendiri, dan dia meringis kesakitan. Ini bukan mimpi! Ini nyata! “Eh?!
Tapi kita.. kita baru saja berkenalan,” Tanya Hae Ri dengan nada sedikit kaget.
Jelas saja kaget, seseorang yang baru saja kau kenal, tiba-tiba mengatakan
kata-kata ajaib yang sangat diimpikan oleh setiap anak gadis untuk didengar,
itu sangat aneh.
^^^^^
Hae Ri POV
Aku membuka pintu
toko, merasakan ada sesuatu yang tak biasa di toko hari ini. Suara Dujun oppa dan
Min Ah eonni tidak terdengar. Padahal biasanya, toko selalu ramai dengan suara
Dujun oppa yang mengomel karena kerja Min Ah eonni yang ‘sedikit tidak
sempurna’ menurut oppa.
Aku melangkah ke
dapur dengan sedikit curiga. Mengapa aku hanya mendengar bunyi sendok dan
piring yang beradu, tapi tidak mendengar sedikit pun suara mereka berdua.
“Dujun oppa~ Minah eonni~,” sahutku. Tak ada jawaban.
Aku membuka pintu
dapur, dan aku terdiam di tempat ketika aku melihat Myungsoo berdiri diantara
Dujun oppa dan Minah eonni. Bukan hanya berdiri, tetapi sedang membuat sebuah
es krim. Aku terkejut, sangat terkejut hingga tak ada satu katapun terucap.
“Oh. Sudah pulang
Hae Ri-ya?,” tanya Minah eonni. Aku hanya mengangguk, masih terheran melihat
Dujun oppa tak bergerak sedikitpun dari posisinya sekarang. Terus memperhatikan
Myungsoo yang sibuk membuat es krim. Ada apa ini sebenarnya???
Aku memutar
balikkan badanku, langsung berlari ke atas, ke kamarku. “Mwoyaaaa???!!,”
teriakku di kamar. Aku menghempaskan tubuhku ke kasur, “Ige mwoya? Kenapa
tiba-tiba Myungsoo ada di dapur toko, dengan Dujun oppa yang sangat fokus
memperhatikannya sampai dia tak menyadari bahwa aku ada disana? Arrgh,”
Aku sungguh tak
habis pikir, kekonyolan apa lagi ini. Kejadian ajaib apa lagi yang bakal terjadi
pada kami, lebih tepatnya padaku nanti >.<
^^^^^
Author POV
“Hae Ri-ya, oppa
akan menemani eomma ke Australia untuk menerima pengobatan disana. Kau jaga
toko ya baik-baik, selamat liburan~,” Dujun mencium kening Hae Ri, kemudian
masuk ke dalam mobil. Hae Ri melambaikan tangannya pada Dujun, dan berusaha
menampilkan senyum terbaiknya. “Cepat kembali~,” sahut Hae Ri.
“Hyung pasti
kembali kok. Eomma mu juga pasti akan sembuh,” gumam Myungsoo yang berada di
samping Hae Ri. Hae Ri melirik namja disampingnya itu dengan sinis, “Eomma
pasti sembuh. Dan aku pasti akan jadi tambah gila,”. “Waeyo?,” tanya Myungsoo
sambil terkekeh.
Hae Ri POV
“Waeyo?,” tanya
Myungsoo sambil terkekeh. Aku hanya melengos pergi kembali ke dapur,
membersihkan dapur yang berantakan setelah membuat beberapa es krim hari ini.
Myungsoo tidak membersihkan sisa-sisa bahan es krimnya setelah ia membuatnya
tadi.
Aku belum
menceritakan bahwa sekarang Myungsoo bekerja di toko es krim kami, dia diterima
bekerja oleh Dujun oppa setelah dia membuat es krim yang kata Dujun oppa sangat
enak sejak seminggu yang lalu. Aku tidak tahu seenak apa es krimnya sampai
Dujun oppa langsung menerimanya bekerja di toko kami.
Dan sekarang,
kami, aku dan Myungsoo ditinggalkan berdua saja untuk menjaga toko ini sampai
liburan selesai. Dujun oppa ke Australia, sementara Minah eonni mengambil cuti
untuk berlibur. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan itu semua, kalau saja
aku tak ditinggalkan berdua dengan Myungsoo. Ini.. sangat… tidak… nyaman.
“Mau kemana kita
malam ini?,” Myungsoo tiba-tiba muncul di depan pintu dapur, dan itu sukses
membuatku kaget. “Huh, jangan tiba-tiba muncul, membuat orang lain kaget saja,”
kataku masih sambil membereskan dapur dan tak berniat melihat wajahnya. “Jadi..
Kita akan pergi kemana malam ini?,” tanya Myungsoo lagi. Bukannya meminta maaf,
dia tetap saja menanyakan hal konyol padaku. “Pergi? Memangnya kita ada kencan?
Haha. Pergi saja sendiri. Aku merasa, kita tidak pernah merencanakan untuk
pergi,” aku berkata sedikit sarkatis. Myungsoo tak merespon ucapanku, dan itu
aku anggap dia membenarkan perkataanku.
“Selesai~!,” aku
bertepuk tangan setelah melihat dapur menjadi bersih kembali. Aku segera pergi
dari dapur tanpa memperdulikan Myungsoo, aku berjalan ke kamarku dan mengunci
pintu kamar agar ‘makhluk ajaib’ itu tidak bisa masuk sembarangan ke kamarku.
Author POV
Myungsoo
tersenyum kecil memperhatikan Hae Ri yang berjalan cepat menuju kamarnya. Dia
melihat jam, dan bergumam, “2 jam lagi,”. Tampak Myungsoo sedang merencanakan
sesuatu hal nanti malam.
Myungsoo masuk ke
kamar yang sudah dipersiapkan untuknya oleh Dujun. Dia akan tinggal di rumah
ini, membantu Hae Ri menjaga toko selama liburan. Walaupun dia tau Hae Ri akan
merasa canggung jika ditinggal berdua hanya dengannya, tapi Myungsoo tak mau
meninggalkan kesempatan untuk mengenal lebih dekat Hae Ri, gadis yang ia sukai
atau lebih tepatnya dia tertarik pada gadis itu.
Myungsoo
mengambil 2 lembar tiket di atas mejanya, “Ini akan jadi malam yang menarik!,”.
Hae Ri POV
“Hae Ri-ssi, bisa
keluar sebentar?,” suara Myungsoo terdengar diiringi oleh ketukan pintu. Aku
menghela nafas panjang, mau apa lagi sih dia?. Aku berdiri di balik
pintu yang masih tertutup, aku malas melihat wajahnya. “Mau apa?,” tanyaku dari
dalam, sedikit berteriak. “Bisa kau buka pintumu dulu? Mau mengobrol dengan
dihalangi pintu?,” tanya Myungsoo dan aku mendengar dia terkekeh. “Katakan
padaku terlebih dulu, apa tujuan utamamu datang kesini?,” kataku, masih belum
mau membukakan pintu.
“Eum.. sebenarnya
aku mau mengajakmu menonton drama musikal malam ini,”
Hah? Drama
musikal? Berdua? , aku terdiam.
Apakah ini date? Ah, pasti tidak mungkin. Lagipula, aku tidak akan mau date
dengannya. Sampai kapanpun.
“Mengapa
mengajakku? Kenapa tidak dengan yeoja-chingu-mu?,” tanyaku, berusaha menolak
dengan ‘halus’ ajakannya. “Hahaha.. Mana mungkin aku berani menginap di rumah
seorang gadis, saat aku punya pacar. Cepatlah keluar, atau kita akan
benar-benar terlambat,”
Kata-kata
Myungsoo seakan menyadarkanku, aku tak mungkin bisa menolak ajakannya. Aku bisa
saja terus berdiam diri di kamar, sampai dia bosan menungguku, dan akhirnya
kami tidak jadi pergi. Tapi, bagaimana aku akan menghadapinya besok? Bisa saja
dia marah denganku, aku tak tau dia tipe pemarah atau tidak. Ahhh! Menyebalkan,
batinku sambil mengacak-acak rambutku dengan frustasi.
“Hae-Ri-ssi.. ,”
Myungsoo kembali mengetuk pintu kamarku. “Ba.. baiklah, aku bersiap dulu,”
kataku akhirnya. Aku menghela nafas panjang, kejadian tak terduga apalagi yang
bakal aku alami malam ini.
^^^^^
“Bagaimana
pertunjukkannya tadi? Bagus kan?,” Myungsoo bertanya padaku. Aku hanya
mengangguk pelan, dan kemudian melanjutkan aktivitas memakan es krim-ku. “Es
Krimnya terlalu manis, jadi seperti memakan permen,” namja yang sedang berjalan
disampingku ini ternyata sangat berisik. “Memangnya kau bisa membuat es krim
yang lebih enak dari ini?,” kataku sinis. Mungkin saja, dengan kata-kata-ku
yang sinis, dia bisa sedikit diam.
“Waah.. Ternyata
nona yang satu ini cukup sinis ya? Aku pikir nona ini orang yang manis dan
lemah lembut,”
Aku memukul
lengannya, “Aku memang sudah dilahirkan sinis, mau apa kau?,” kataku lagi. Dia
hanya menampilkan cengirannya, dan hal itu membuatku ingin melempar wajahnya
dengan sepatu kets ku.
Aku mempercepat
langkahku, meninggalkannya di belakang. Tuhan.. Semoga di rumah, aku bisa
mendapatkan ketenangan.
“Aku bisa membuat
es krim yang lebih enak dari yang tadi. Untukmu. Khusus untukmu,” Myungsoo
sedikit berteriak dari belakang. Apalagi yang dia bicarakan? Cih, makhluk aneh
satu itu.
Aku berpura tak mendengarnya, dan terus
mempercepat langkahku.
Author POV
Myungsoo sedikit
berlari untuk menyusul Hae Ri. “Kenapa jalanmu cepat sekali?,” tanya Myungsoo
lagi. Hae Ri masih tak menjawab pertanyaannya, Myungsoo hanya tersenyum kecil. Dia
tau gadis itu tak akan menjawab pertanyaannya hingga pulang ke rumah nanti.
Tak berapa lama,
Myungsoo merasakan tetes hujan. “Hae Ri-ssi, sepertinya akan hujan,” kata
Myungsoo. Hae Ri menengadahkan tangannya, dan pada saat itu juga hujan turun.
Hae Ri dan Myungsoo berlari mencari tempat berlindung dan hujan semakin lebat.
Mereka berlindung di sebuah halte.
“Sial. Kenapa
malam ini hujan,” gumam Hae Ri kesal. Gadis itu melihat hujan semakin lebat,
dan mustahil bagi mereka untuk menerobos hujan. Angin berhembus lumayan
kencang, dan itu membuat Hae Ri menggigil kedinginan. Pada saat itu lah Hae Ri
menyalahkan dirinya sendiri, kenapa dia harus memakai baju lengan pendek malam
ini.
“Kau
kedinginan?,” tanya Myungsoo. Hae Ri mengangguk, “Sedikit,”. Myungsoo kemudian
melepas jaketnya, tapi segera dihentikan oleh Hae Ri. “Tidak perlu, aku masih
tahan kok. Kau pakai saja lagi jaketmu,” kata Hae Ri. “Kenapa?,” tanya
Myungsoo. Hae Ri sedikit ragu ingin menjawab, “Eum.. Itu.. Itu karena aku takut
kau nanti sakit karena meminjamkan jaketmu padaku. Sudahlah,”.
Myungsoo
mengerdipkan matanya, tak percaya Hae Ri menolak jaketnya. Walaupun gadis itu
tampak acuh, tapi ternyata dia juga peduli orang lain. “Rasanya… aku ingin
memelukmu,”
To Be Continued
No comments:
Post a Comment