August 15, 2013

Cuma cover-nya saja

Oohh, cuma covernya doang
Kalimat itu langsung terlintas di benak saya, ketika saya melihat beberapa orang yang berhijab tapi kelakuannya menurut saya belum 'pantas'. Saya sendiri memang belum berhijab, tapi insya Allah, sebentar lagi akan berhijab :)

Ibu saya selalu pesan, "kalau mau pake jilbab, nanti jangan dilepas-lepas".
Saya selalu ingat pesan itu, dan selalu diingatkan setiap saya bilang "ma, wawa mau berjilbab ah kagek,"

Saya tahu, ibu saya berkata seperti itu karena memang sudah banyak kelihatan orang-orang yang berhijab, tapi ujung-ujungnya nanti di lepas. Lah kok sudah berjilbab, malah dilepas? Gerah? Panas? Terus kenapa dulu milih berjilbab?

Saya nggak nyalahin siapapun, tapi saya cuma rada bingung gitu. Masa yang pakai hijab, kalo pas disuruh do'a di suatu acara malah ketawa-ketiwi, cekikikan, ngobrol sama temen disebelahnya. Meminta ke Allah aja kok main-main
?

Masa yang sudah pakai hijab, ngomongnya masih pake kata-kata kasar, kata-kata yang jorok, kata-kata yang nggak baik?

Mengapa pas auratnya sudah tertutup rapi, kok hatinya masih bolong-bolong, masih jelek?

Nah, satu lagi. Saya buat postingan ini karena 'hasrat' saya ingin menyindir timbul setelah saya ngestalk salah satu akun di facebook

Jadi, anggap saja saya mau ceritakan si A. Nah, si A ini saya lihat foto-nya, berjilbab. Saya lihat foto yang lain, berjilbab juga dan si A ini cantik. Sampai akhirnya saya nemuin satu foto yang dishare nya, dimana disitu dia berfoto dengan melepas jilbabnya. Oke, itu sudah biasa, pikir saya.

Dan ternyata saya menemukan foto yang lebih mengejutkan!
Sebuah foto, ketika A menggunakan jilbabnya, berpose dengan jari tengahnya. Tau maksud saya? Pose yang menunjukkan jari tengah ke depan kamera, yang berarti f*ck you, dalam bahasa Inggris.

Saya cuma bisa geleng-geleng kepala. Kok berani sih, ngeshare foto begituan. Itu kasar banget, mbak.
Dan saya lihat komentar di foto itu. Ada teman fb nya yang negur dia secara halus. Dan apa respon si A?
Dia hanya tertawa. Tanpa rasa bersalah, tanpa merasa malu.
Dia tau nggak sih dengan arti pose itu?

Mengapa orang yang berhijab, orang yang terlihat alim, kalem, eh tau-taunya malah bersikap kek gitu?

Saya lihat background sekolah dia, sepertinya memang sekolah nya yang mengharuskan dia memakai jilbab. Jadi, apa dia tidak ikhlas untuk memakai jilbab? Apa cuma karena sebuah keharusan saja?

Saya pernah diberi tahu oleh kakak mentor saya dari forum islam, kalau kita sudah pakai jilbab, insya Allah perilaku kita juga akan lebih baik. Semua berawal dari luar. Kalau di luar sudah bersih, tertutup, Insya Allah hatinya juga bersih.

Tapi, bagaimana dengan kasus seperti ini?

Saya kepikiran, kalau banyak orang seperti A ini, maka rusak citra seorang yang memakai jilbab. Mereka sudah tidak menghargai lagi orang-orang yang berjilbab. Tidak seperti dulu lagi, ketika saya melihat seorang kakak kelas, atau teman yang memakai jilbab, mereka terlihat sangat baik, ramah, santun, sabar, dan memang bukan cuma 'kelihatannya' saja, setelah saya mengenal mereka, memang seperti yang saya bayangkan lah sikap mereka :)
Saya jadi lebih respect dengan orang yang memakai jilbab. Tapi sekarang? Banyak yang hanya kelihatan luarnya saja yang santun, tapi ternyata di dalamnya nggak santun.
 
Saya nggak mengarang cerita ini. Ini murni dari pengalaman saya. Dan juga, A yang saya sebutkan disini sama sekali bukan kenalan saya. Dia dan saya tidak saling kenal. Dia adalah stranger bagi saya, begitu juga sebaliknya.

Saya minta maaf kalau saya menyinggung salah satu dari yang membaca postingan ini. Saya nggak bermaksud apa-apa, hanya ingin mengeluarkan isi hati saya.
Yang saya harapkan sebenarnya, semoga kesan yang terlihat dari luar memang sama dengan yang di dalam nya, khususnya masalah jilbab ini. Saya nggak mau orang-orang berpandangan negatif dengan teman-teman muslimah saya yang berjilbab.

No comments:

Post a Comment